Menanyakan penuh kepada seseorang mengenai hal apakah adil bagi mereka yang menyukai kita padahal kita sama? Aku menanyakan ini kepada orang lain karena kebetulan (syukurlah) aku menyukai orang yang berbeda-- anehnya aku menanyakan hal tersebut kepada seseorang yang juga sama denganku. Entah, mungkin karena bagiku ini adalah sesuatu yang masih tabu untuk ditanyakan kepada mereka langsung, atau karena dalam pola pikirku pun ini bukan perkara perempuan dan laki-laki tapi ini tentang apa yang kau rasakan pada orang lain.
Ditanyakan pun pada mereka dengan siapa mereka akan meletakkan fokus mata kemudian meresa berdebar diwaktu yang bersamaan merupakan bukan sebuah pilihan. Siapa yang ingin menyukai seseorang dengan simbol toilet yang sama, mengenakan sepatu yang sama atau bahkan jenis underware yang sama? Itu bukan sebuah hal yang "aku akan dan aku ingin".
Kemudian jika itu dikaitkan dengan takdir dimana sudah ditetapkan garis tangan seseorang untuk seperti apa dia akan terlahir atau melanjutkan hidup? Apa itu benar? Lalu kenapa ada perempuan dan laki-laki? Kenapa tidak semuanya laki-laki atau tidak semuanya perempuan? Pertanyaan ini sama seperti :
" Kenapa kita harus makan saat lapar?"
" Karena tubuh kita butuh asupan dan agar kita tetap sehat"
" Kenapa kita harus tetap sehat? Semua orang tau kalau mereka akan mati"
Aku tidak bilang ini membingungkan, hanya tidak bisa menjadi 100 orang lain selain diri kita. Kita hanya bisa menjadi diri kita sendiri yang "berpura-pura" mengerti tentang orang lain.
Okay, aku akan kembali ke topik awal dimana sudah menanyakan hal random kepada orang lain yang sebenarnya juga "normal" (normal itu adalah hal yang subjektif. Bagi alien manusia adalah alien), aku menanyakan hal yang paling simple sampai hal yang membuatnya mengeryitkan dahi.
1. Apa pernah memiliki teman yang menyukai sesama jenis?
Pertanyaanku ini dijawab dengan pertanyaan juga oleh si beliau. "Teman yang bagaimana dulu? Teman itu ada banyak jenisnya, ada yang selalu sama kita setiap saat atau yang cuma sekedar tegur sapa". Kemudian aku menjawab dengan "Oke, kita satukan definisi tentang teman versi aku dulu. Teman itu adalah orang yang kita percayai dan juga percaya dengan kita".
"Oke jika seperti itu, aku tidak punya", kata dia.
2. Bayangkan jika aku adalah satu jenis denganmu kemudian aku mengutarakan perasaan?
Dulu pernah ada yang suka sama aku satu jenis, tapi itu tidak sampai membuat dia berani bilang langsung namun perhatian dan cara bicaranya aku bisa merasakan ada yang aneh dari teman yang satu ini. Namun, aku menanggapinya dengan biasa saja seolah-olah tidak ada apa-apa dengan begitu dia juga malah jadi biasa aja.
3. Bagaimana jika perhatiannya justru mengganggu dan justru membuat risih?
Aku akan bilang langsung. Itu membuat tidak nyaman. Tapi hal ini akan aku lakukan kalau dia sudah berani mengutarakan perasaannya kemudian menjadi bersikap lebih dan mengganggu. Supaya dia bisa lebih ngontrol perasaannya karena dia dan aku tidak akan pernah mungkin bisa. Sebisa mungkin tidak kasar karena mereka--yang aku tau lebih sensitif dari kita.
Selagi dia tidak mengutarakan apa-apa aku akan bersikap biasa saja.
4. Dari pertanyaan-pertanyaan barusan itu kalau dia adalah teman, kalau dia adalah orang yang tidak kenal sama sekali bagaimana?
Lebih mudah lagi, kita tidak perlu peduli, kan? Kita tidak perlu berusaha menjaga perasaan siapa-siapa. Biarkan dia menyukai siapapun.
5. Apa pandanganmu tentang "kamu" orang yang disukai oleh mereka? Apakah kamu akan memandang aneh?
Tergantung.
Tergantung seperti apa orang yang disukai oleh mereka ini terlihat, apakah dia juga terlihat sama atau terlihat normal. Kalau dia terlihat sama dengan mereka, aku akan mewajarkan mereka untuk menyukai orang tersebut dan bisa jadi mereka akan berpacaran. Tapi kalau orang yang disukai terlihat normal dan tidak mungkin seperti mereka, aku akan memandang ini adalah rasa suka satu sisi saja. Dan justru akan merasa kasihan pada mereka dan kasihan pada orang yang disukai secara bersamaan, hahaha.
Bagaimana kita bisa tau orang yang disukai itu normal atau tidak, kadang kita tidak bisa membaca orang lain? "Kita tanya saja pada mereka, orang-orang penyuka sesama jenis itu tau dan bisa membedakan sesamanya".
***
Mereka yang menyukai sesama jenis bukan berarti melakukan hal jahat atau melakukan hal yang salah, menurutku. Yang membuat itu menjadi jahat dan salah adalah reaksi dan perbuatan kita setelah merasa suka. Contohnya seperti ini; suka dengan pasangan orang, suka dengan berbeda agama, perempuan menyukai laki-laki 25 tahun lebih muda, mantan pacar bertemu lagi setelah masing-masing menikah (dan banyak contoh lain) bisa menjadi salah kalau mereka sudah melakukan sebuah aksi didalamnya. Mencoba menggoda dan merebut istri/suami orang karena rasa sukanya, ini akan menjadi salah dan jahat karena dia sudah melakukan suatu perbuata dan usaha.
Selagi itu adalah perasaan, sesuai dengan katanya "perasaan", rasa. Sesuatu yang kita hanya rasakan itu bukan kata kerja.
Lucu kalau seseorang dipenjara karena dia menyukai bakso. Wajar jika dia suka bakso kemudian membelinya namun pulang begitu saja tanpa bayar :)